Five Nights At Freedy's (Episode 12)


Penulis: Scott Cawthon


"Kurasa Vincent patut dicurigai," Mike bersuara. "Ya, dia menghilang entah kemana setelah kejadian enam tahun silam. Temanku dulu sangat menjunjung Vincent, sampai ia membelanya. Tidak tahunya, ia berbahaya. Kalau aku bertemu dengannya, ingin sekali memukul wajahnya,"

Mike rasa bukan saatnya untuk tertawa geli karena ucapan atasannya itu.

"Oh, iya, Manajer. Apa yang terjadi pada penjaga yang berhasil itu? Di malam ke empatku, dalam rekamannya dia seperti… diganggu Animatronic. Bukankah dia berhasil?"

Mike hampir lupa soal rekaman semalam.

"Dia baik-baik saja, kok! Tidak terluka sama sekali,"

'Mungkin dia sejak awal memberi rekaman itu untuk menakut-nakuti? Mungkin,' pikir Mike. "Dia itu sudah berumur atau masih muda?" Mike bertanya tentang Alex itu.

"Hm, kurasa…. Lebih tua sedikit dari pada aku. Kau dan aku tentu tidak beda jauh umurnya, dia juga,"

"Apa Manajer tahu alamatnya?" tanya Mike sekali lagi.

"Tidak, dia sudah pindah. Setidaknya itu yang teman-temannya bilang. Dia sendiri juga bilang seperti itu saat seminggu setelah ia bekerja di sini—dan aku punya kabar buruk, Mike," tiba-tiba Manajer memasang ekspresi serius.

"Ada apa?"

"Pendapatan restoran menurun tajam. Jika tetap seperti ini terus, aku tidak bisa melanjutkannya," Manajer Fritz menghela nafasnya.

"Oh—sayang sekali, jadi bagaimana nasib Animatronic? Dan bangunan ini?"

"Terpaksa kita tinggalkan dan tutup rapat-rapat dari luar. Aku merasa sangat sedih kepada roh-roh kecil yang terjebak itu. Merasa bersalah juga karena tidak dapat membantu mereka,"

.

.

.

Malam ke lima. Mike masih bisa mendengar dering telepon itu.

"Dia masih mengirim pesan—?"

Mike bergidik. Buku kuduknya berdiri mendengar isi pesan itu dari telepon. Seperti suara orang berbicara namun suaranya itu seakan berat dan tidak jelas sama sekali. Mike langsung menutup pesan itu. Dia tidak mau terbawa suasana seram dalam pesan yang ia terima. "Benar-benar, deh. Alex sepertinya iseng merekam seperti itu dan menakuti penjaga malam,"

Sudah jam dua belas malam, Mike sudah sigap melihat dua ruangan. Dia tidak ingin hal yang buruk terjadi. Mike kali ini membawa bekal berupa kopi dan makanan ringan berupa kripik kentang pedas. Dia pikir keduanya bisa mengusir kantuk kelak.

Sembari ngemil, Mike menunggu sekitar lima menit untuk melihat kembali Show Stage. Kosong, tidak ada apa-apa kecuali hiasan bintang-bintang dan bulan yang berkilau sedikit, menggantung di sana.

"Hey—ini baru jam dua belas malam lebih! Ke mana mereka?" Mike mendengus kesal. Dia hanya bisa memeriksa Pirate Cove—tidak bosan-bosannya. Dan lampu kiri-kanannya. Mike tidak terlalu takut pada Foxy, kalau saja ia sudah melihat Foxy dalam posisi ke tiga—alias ingin berlari itu sudah bukan ancaman besar. Asal kita tutup pintu kiri terlebih dahulu sebelum memeriksa lorong kirinya.

Mike juga sudah hafal siapa saja yang muncul pada pintu kirinya. Hanya Foxy dan Bonnie. Dan pintu kanannya Chica—dan kemungkinan Freddy.

"Belum datang satupun," gumamnya sembari mengunyah kripik kentang itu. "Uh, pedas!" Mike terlalu banyak makan kripik dalam satu waktu. Membuat ia hampir tersedak bumbu cabainya. Buru-buru ia mengambil kopinya. Namun suara langkah terdengar di dekat pintu kirinya.

Mike tanpa pikir panjang menutup pintu kirinya dan meminum kopinya dengan tenang. Dia tidak mau menyiramkan kopi ini kepada Animatronic yang menyelonong masuk kelak. Dia tidak mau kepedesan terus seperti ini.

"Fuuuuh," Mike merasa baikan dan panas pada dalam mulutnya berkurang. Mike membuka pintu kiri dan menyalakan lampu tersebut.

"WHAAAAAA!"

Mike kaget namun tangannya memencet tombol untuk menutup pintu kirinya. Dia salah langkah, namun untung saja tidak terjadi apa-apa. Seharusnya Mike menyalakan lampu untuk mengetahui ada siapa di sana. Nyatanya ia disambut wajah Bonnie yang menyebalkan itu.

Hampir dua menit Bonnie ada di sana. Mike mulai kesal akan sikap Bonnie yang sangat suka menunggunya itu. "Bonnie, kau sangat ingin bermain, rupanya. Kau pasti anak yang tidak mau diam seperti Foxy, 'kan?" celetuk Mike.

Lalu bayangan Bonnie menghilang. "Uh? Apa aku mengatakan hal yang salah?" Mike menggaruk kepalanya walau tidak gatal.

Mike kembali berkonsentrasi. Memeriksa pintu sampingnya dan memeriksa Foxy. Masih aman sampai jam satu pagi datang. "Tidak biasanya," Mike mengunyah kripik kentang pedasnya. Mike merasa malam ini sedikit sunyi. Foxy belum bernyanyi, suara-suara aneh dari Chica maupun Bonnie yang tertangkap kamera tidak ada. Dan tentunya suara dari dapur sana tidak terdengar sesering kemarin.

Mike kembali melihat Show Stage. Alangkah terkejutnya dia melihat tiga Animatronic ada di situ lagi, mereka 'pulang'. "Aneh," gumam Mike.

Terkadang jika Bonnie dan Chica benar-benar dekat dengan kamera, seperti halnya kamera di pojok lorong dekat dengan pintunya itu. Mike dapat mendengar suara aneh, seperti anak kecil menangis, merintih. Mike merasa sedih mendengar suara itu, sekaligus ngeri ketika melihat kepala Bonnie maupun Chica yang sedikit berguncang tak karuan di depan kamera.

"Malam ke lima ini, cukup aneh. Kukira mereka akan lebih aktif lagi,"

West Hall, Mike menemukan hal yang aneh pada tempat itu dari kamera pengintainya. Sebuah poster yang harusnya ada wajah Freddy, sekarang berganti warna menjadi kuning-keemasan. Sedetik kemudian suara tawa anak perempuan menggema. Mike mematikan televisinya sebentar, karena televisi itu tidak mau menampakan keadaan sekitar.

"Pasti tadi hanya halusinasi," gumamnya. Matanya ia istirahatkan sekejap lalu menatap ke depan. Jantungnya terasa berhenti sedetik. Iris-nya menangkap sosok kuning yang terduduk lemas. Matanya hampa, gelap gulita.

"Wha—"

Sosok itu menghilang. "Ha-halusinasi lagi?!" Mike bergidik lalu dengan sigap menyinari lorongnya. Ia tidak mau ada yang masuk ke dalam kantornya ini.

Wajah 'gembira' Chica terlihat di jendela kanan. Mike segera menutup pintu itu. "Apa tadi? Seperti Freddy tapi kuning? Seperti yang ada pada poster tadi di pojok sana," Mike buru-buru memeriksa poster itu lagi, namun yang tampak hanya Freddy biasa berwarna coklat. "Aneh,"

Mike tidak beranggapan Freddy yang tadi itu sering bermain di tempat kotor karena warnanya—tidak. Halusinasi tadi membuat Mike lebih waspada, lalu melihat Pirate Cove yang ternyata Foxy sudah ada di posisi terakhir. Lalu Mike sempat-sempatnya melihat Show Stage sekali lagi. Mereka bertiga tidak ada di sana.

"O-ow, gawat!"

Mike menutup pintu kirinya, menyinari lorong kanannya. Chica sudah tidak ada. Kesempatan untuk menghemat daya, Mike membuka pintu kanannya.

.

.

.

Satu jam berlalu tanpa terasa, Mike saja baru sadar jika ini sudah jam dua dini hari. Ia terlalu sibuk untu menutup pintu dan menyalakan lampu. Sudah berkali-kali Bonnie datang, Foxy menggedor pintunya, dan Chica yang muncul di jendela. Tidak bosan mereka meneror sang penjaga malam itu.

"Sudah kuduga malam ini mereka lebih aktif lagi. Untung saja aku terbiasa dengan pola jalan mereka," Mike mensyukuri bakatnya, mungkin.

Mike selama diteror tentu ia merasa terancam. Tapi sungguh, ia baru ingat ada telepon di sini. Manajer juga pernah bilang kalau ada apa-apa telepon saja dirinya. Mike menepuk jidatnya sendiri. Ia mengangkat gagang telepon itu dan terdiam.

Tidak ada suara dari telepon itu. Juga ketika ia menekan tombol-tombolnya. "RUSAK?!" ingin rasanya Mike membanting telepon itu, namun ia urungkan. Akan terkena potongan gaji kalau ia benar-benar membanting telepon itu.

Mike kembali fokus pada pekerjaannya. Toh, ia yakin tidak akan terjadi apa-apa selama ia sigap menutup pintu-pintu itu.

.

.

.

Di saat menuju jam tiga pagi, Animatronic tidak terlalu aktif lagi. Seakan memberi nafas pada penjaga malam itu. "Seakan-akan aku dipermainkan," Mike terus berkomentar.

"Ya, karena kalian anak kecil. Aku maklumi itu," timpalnya. Tak terasa kripik pedasnya habis, tapi kopinya masih ada. Mike tidak akan tahan kalau keduanya habis. Dan kursi itu tidak akan membiarkan Mike pergi, lagi pula.

Menjelang jam lima pagi, udara mulai dingin menusuk tulang. Mike merasa sedikit menggigil. Kipas ia matikan, dia tidak mau masuk angin. "Kenapa seperti musim dingin begini? Kurasa belum waktunya,"

"Huuuf, tinggal satu jam lagi," Mike merasa tangannya gemetar, hidung dan telinganya dingin. Tidak ada waktu untuk menghangatkan dirinya sendiri. Ia masih fokus pada sekitarnya dan para Animatronic. Mike tahu kalau daya yang tersisa tidaklah banyak.

Mike tidak tahu apakah daya yang tersisa cukup untuk bertahan dari Animatronic atau tidak. Ia hanya bisa berdoa. Ia dapat melihat poster yang ada di lorong kirinya lewat kamera. Poster itu berupa Freddy yang tersenyum awalnya. Kini tidak seperti itu. Seakan Freddy ingin melepas kepalanya.

"Huhuh, huhuhuh"

Suara tawa yang berat, ia kenal suara itu. Mike langsung menyalakan lampu lorong bergantian. Beberapa menit kemudian suara Foxy bersenandung muncul.

Mike terpaksa melihat Pirate Cove untuk jaga-jaga. Yang benar saja, tirainya sudah terbuka lebar dan tidak ada siapa-siapa. Mike menutup pintu kirinya. Dan terdengarlah Foxy mengetuk pintu itu dengan tangan besinya.

"Sial, dayanya hampir habis!" umpat Mike. Lalu menyalakan lampu sebelum membuka pintu itu adalah cara terbaik. Dan benar saja ada bayangan Bonnie ada di situ.

"Si—oh, Bonnie…." desah Mike pasrah.

Bonnie selalu mengganggunya. Bonnie hobi sekali diam lama-lama di depan pintu itu, seakan menunggu pintu itu terbuka untuknya. Dia yang selalu menghabiskan daya lebih.

Sampai indikator daya berkedip-kedip di televisi. Itulah di saat daya benar-benar sekarat. Bonnie sudah tidak ada di situ, Mike langsung membuka pintu tanpa khawatir namun pasrah.

Padahal sebentar lagi jam enam pagi.

Mike pasrah, terlebih daya listrik perbekalannya sudah habis. Kini ruangannya gelap gulita. Tidak ada yang bisa Mike lakukan lagi selain diam menunggu ada yang memasuki kantornya.

Terdengar jingle lagu yang pernah ia dengar sebelumnya. Jingle ini ada pada rekaman pesan itu di hari kemarin. Cukup lama jingle ini berdentang. Mike tidak dapat melihat jam berapa sekarang.

Matanya hanya dapat melihat sepasang mata di pintu kiri. Mata itu seolah berkedip, saling beradu tatap dengan pria penjaga malam itu. Mike tercekat, nafasnya ia tahan.

"Pura-pura mati!"

Ia ingat apa yang dikatakan orang itu dalam pesannya.

Mike pura-pura lemas seakan tidak bernyawa.

Lalu sepasang mata itu menghilang. Digantikan dengan cahaya sinar mentari yang datang. Denting jam bersorak menggema keseluruh ruangan, menandakan jam enam pagi telah tiba.

G+

3 komentar:

  1. mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajoqq.club...
    segera di add black.berry pin 58CD292C.
    WwW-AJoQQ.club| bonus rollingan 0,3% | bonus referral 20% | minimal deposit 15000

    ReplyDelete
  2. Hai kawan, ada yang terbaru dan mudah untuk diikutin, saatnya beraling nonton film drama korea di smartphone, mudah sekali, Download aplikasi MYDRAKOR gratis di GooglePlay, bagi pecinta film drama korea pasti tidak akan ketinggalan. MYDRAKOR.

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main

    https://www.inflixer.com/

    ReplyDelete
  3. Situs Online Terlengkap Dan Terpercaya

    Satu User Id untuk Semua Permainan Online

    Bandar Online Terbaik Mbo128


    WhatsApp : 0852-2255-5128

    ReplyDelete