Inilah Alasan Mengapa Kita Tidak Bisa Mengingat Kenangan Pada Masa Bayi

Pernahkah suatu hari kamu memikirkan, mengapa kamu tidak bisa mengingat kenangan masa bayi mu?
Ya, setiap orang pasti pernah memikirkan hal itu di sela keheningan dalam hidupnya.
Namun, apakah kamu sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan mu tersebut?
 
 
 
 
Normalnya, ketika seseorang yang lahir di jakarta maupun di dunia ini memang tidak memiliki memori apapun tentang masa kecilnya. Namun itu bukan berarti kita tidak merekam informasi ketika masih bayi.

Alasan kenapa kita tidak ingat memori masih bayi bukan masalah yang harus dikhawatirkan. Sebab saat itu, otak sebenarnya belum berfungsi dengan baik untuk merangkum informasi kompleks yang dikenal dengan memori.

Anak kecil uniknya tetap bisa mengingat hal-hal faktual seperti nama orang tua, cara berterima kasih, dan berpamitan ketika pergi. Semua itu disebut dengan ingatan semantic.

Sementara itu, memori sampai kita berusia 2-4 tahun juga tidak bisa diingat lagi setelah dewasa. Sebab pada masa itu, otak masih kurang mampu menghimpun memori episodic (ingatan tentang detail dan kejadian tertentu).

Memori sendiri sebenarnya disimpan di beberapa bagian dalam otak atau korteks. Misalnya, memori suara diproses di dalam korteks pendengaran pada sisi samping otak. Kemudian memori penglihatan diatur oleh korteks visual di bagian belakang otak. Sementara area otak yang bernama hippocampus berusaha untuk menggabungkan seluruh memori tersebut.

"Anggaplah korteks sebagai setangkai bunga, semuanya ada di kepala kita. Nah, tugas hippocampus adalah menata bunga-bunga itu secara rapi di tengah otak, kemudian mengubahnya menjadi buket yang cantik," terang Patricia Bauer dari Emory University di Atlanta sayang bukan di jakarta ya.

Jadi, memori seperti buket yang merupakan sebuah pola saraf yang saling terkait antara bagian otak dan tempat ingatan disimpan.

Lantas apa alasan anak-anak biasanya gagal menyimpan memori? Alasannya adalah saat itu hippocampus masih dalam tahap awal mengumpulkan potongan informasi. Selain itu, memori episodic dianggap tidak terlalu kompleks karena anak masih ada dalam tahap belajar tentang hal-hal yang ada di sekitarnya.

"Menurut saya, tujuan dua tahun pertama seorang anak adalah menguasai pengetahuan semantic dan memori episodic akhirnya diabaikan," tambah psikolog Nora Newcombe dari Temple University di Philadelphia.
 
 
Sebenarnya Ingat


Menarik, walau para peneliti telah mengemukakan kesimpulan di atas, ada penemuan baru yang mencengangkan. Anak-anak ternyata dapat mengingat kenangan dari usia 18 bulan, namun melupakannya antara usia empat dan tujuh. Sebelumnya dianggap bahwa anak-anak di bawah usia empat tidak memiliki kemampuan kognitif untuk mengenang masa-masa itu.

Peneliti di Memorial University of Newfoundland di Kanada menemukan bahwa anak-anak berumur empat bisa mengingat kenangan bayi. Carole Peterson, profesor psikologi yang melakukan penelitian itu, mengatakan bahwa timnya menemukan anak-anak yang sangat muda punya banyak kenangan bayi. 
 
Peneliti mendapati bahwa mereka yang berusia antara empat dan tujuh ketika pertama kali diwawancarai tidak bisa mengingat kenangan awal mereka - bahkan ketika diberi petunjuk yang spesifik.

Namun, sepertiga anak-anak yang berusia antara 10 dan 13 tahun di awal penelitian mengingat kembali kenangan yang sama pada kedua titik waktu.

Hasil penelitian itu menunjukkan kenangan berumur panjang dan padat terbentuk pada atau setelah usia 10 tahun, sebelum kenangan ini menjadi lebih rentan dan memudar.

Satu penjelasan yang memungkinkan adalah, anak-anak yang berusia sangat muda meng-encode memori mereka dengan cara yang berbeda dibandingkan anak yang lebih tua, menurut Patricia Bauer dari Emory University.

G+

0 komentar:

Post a Comment