Waspada Terhadap Syndrom KEPO dan Syndrom FoMO

Tentang Syndrom KEPO

Akhir-akhir ini para pengguna situs jejaring sosial sudah banyak yang sudah kena sindrom-sindrom berbahaya yang bisa mengancam kesehatan psikologis mereka. Salah satu sindrom yang paling terkenal adalah KEPO. Meski sudah banyak orang yang menggunakan term ini sebagai bahasa sehari-hari, tapi masih banyak juga orang yang belum mengetahui kepanjangan dari KEPO itu sendiri. KEPO itu singkatan dari Knowing Every Particular Object. Artinya itu “pengen tahu banget sesuatu secara detail”. Sebenarnya sindrom KEPO ini adalah hal yang sangat wajar, karena mengandung salah satu sifat manusia yang paling mendasar yaitu “sifat penasaran”. KEPO juga bisa sangat bermanfaat kalau kadarnya sedang, tidak terlalu freak. Nah yang bahaya itu adalah juka sindrom ini sudah masuk ke stadium empat.

Sindrom KEPO yang sangat berlebihan ini biasa diderita oleh para pengguna situs jejaring sosial. Banyak dari mereka selalu merasa penasaran tentang apa saja yang orang lain lakukan, terutama bagi seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan mereka. Gejalanya bisa timbul kalo lagi ga ada kerjaan. Biasanya dimulai dari baca-baca status orang lain, atau liat status relationship di profil orang yang di KEPOin. Hal ini berlanjut ke season Tanya jawab yang berkepanjangan. Sifat KEPO yang berlebihan ini tentu saja memiliki efek yang berbahaya, diantaranya : Dengan ke-kepo-an kita, kita dapat menuai musuh. Karena banyak orang yang ga suka dengan sikap kepo kita. Apalagi jika orang tersebut merasa kita sudah mengganggu privacy dia.

Ketika ikut campur masalah orang lain, kita harus siap untuk terlibat penuh dalam masalah tersebut. Termasuk mencari cara untuk menyelesaikannya. Bukan tidak mungkin, kita mala terjebak ikutan kena masalah. Rasa keingin tahuan kita bisa mensmbah problem dalam hidup kita.Sebenarnya masalah kita sudah berjibun banyaknya, tapi karenakepo, kita jadi harus memikirkan masalah oranglain pula. Akhirnya permasalahan hidup kita jadi menumpuk dan bikin pusing mencari solusi masalah tersebut. Salah satu kerugian jadi kepo adalah orang jadi memandang rendah kita karena selalu mencampuri urusan orang lain tanpa diminta. Parahnya, belum lama istilah KEPO ini muncul ke permukaan. Ada lagi istilah baru yang masih berhubungan dengan sindrom akibat dunia maya. Sindrom itu bernama FoMO, FoMO singkatan dari Fear of Missing Out. Para penderita FoMO biasanya mulai keasikan dengan notifikasi yang ada pada situs jejaring sosial. Mereka sangat terobsesi dengan pengalaman yang telah dilalui oleh orang lain, hingga lupa dengan kehidupannya sendiri.

Tentang Syndrom FoMO



FoMO adalah ‘Fear of Missing Out’ yang merupakan fobia ketinggalan berita di internet dan jejaring sosial. Sindrom FoMO ini bisa terjadi ketika anda sedang asik bermain dengan situs jejarin sosial, dan orang-orang atau teman-teman anda sedang asik membicarakan sesuatu. Dan akhirnya anda merasa sedih atau takut ketika ternyata anda ketinggalan informasi tersebut meski informasi itu tidak penting. Sejak dari situ anda mulai gila informasi, terutama yang berhubungan dengan pengalaman orang lain. Menurut ketua tim peneliti, psikolog Dr. Andy Przybylski, FoMO sendiri sebenarnya bukanlah hal baru. "Yang baru adalah peningkatan penggunaan media sosial dan hal itu menawarkan semacam jendela baru untuk melongok ke dalam kehidupan orang lain. Tapi bagi orang yang memiliki kadar FoMO tinggi hal ini bisa menimbulkan masalah karena mereka cenderung selalu mengecek akun media sosialnya untuk melihat apa saja yang dilakukan teman-teman mereka hingga mereka rela mengabaikan aktivitasnya sendiri," katanya. Untuk itulah, kita harus tetap waspada. Kehidupan jejaring sosial memang bisa mendongkrak popularitas kita dan bisa menambah jaringan pertemanan kita. Tapi jangan sampai kita terjebak dalam dunia yang maya itu. Kita harus tetap menyeimbangkan kehidupan sosial di dunia cyber, juga di dunia nyata, agar kita terhindar dari sindrom-sindrom berbahaya macam KEPO dan FoMO.

56% Pengguna Internet Sudah Terkena Syndrom FoMO, Apakah Anda Salah Satunya?


G+

0 komentar:

Post a Comment