Cerpen : Ingatkah?

"Ketika sebuah penyesalan tidak lagi berarti, ketika air mata tak dapat lagi membangunkan jiwa yang tlah pergi".





Cindy masih saja mengurung diri didalam kamarnya. Bahkan seruan sang ibu untuk makan dan mandi pun ia abaikan. Suara merengek Lica adik perempuan yang sangat ia sayangi pun tak dapat meruntuhkan kesedihannya saat ini. Ibunya semakin khawatir walau hari sudah beranjak sore Cindy masih tidak juga keluar dari kamarnya. Semalam Cindy  pulang dalam keadaan basah kuyup sambil menangis, namun ketika mamanya menanyakan apa yang terjadi Cindy tidak juga menjawab dan memilih untuk langsung berlari kekamarnya.
 
Cindy Aulia, sebuah nama yang tidak akan mudah dilupakan oleh Al. Cindy merupakan gadis cantik yang periang dan berpikiran cerdas, selain itu Cindy juga sangat baik hati. Selama berpacaran selama lebih dari 3 tahun tidak pernah sekalipun Al melihat Cindy marah terhadapnya. Namun semuanya berubah semalam Cindy menjadi gadis yang pemarah dan kekanakan yang bukan merupakan sikap yang biasa Cindy tunjukkan dihadapan Al. Semua berawal ketika Al terpaksa mengirimkan formulir pendaftaran sekolah musiknya di salah satu perguruan tinggi luar negeri yang cukup terkenal di Amerika. Awalnya Al menolak mengirimkan formulir pendaftarannya namun karena desakan guru musiknya, akhirnya Al mengirimkannya dengan berat hati.
 
Tiga bulan semenjak pengiriman pendaftaran sekolah musiknya di luar negeri, tepatnya sepekan yang lalu Al amat terkejut ketika mendapati e-mail yang alamat pengirimannya sama dengan alamat pendaftaran sekolah musiknya. Email itu berisi. “Selamat Sdr. Al Habibi Lukman anda lolos seleksi tahap pertama. Untuk ujian tahap kedua saudara diharapkan hadir ke universitas kami satu minggu setelah diterimanya e-mail ini untuk melaksanakan ujian sekaligus mengkonfirmasi berkas saudara. Terimakasih ”. seketika terlihat jelas perubahan raut wajah Al antara senang dan gelisah. Senang karena ia semakin dekat dengan cita – citanya menjadi musisi besar namun juga gelisah karena harus meninggalkan kekasih yang sangat ia cintai, dan selama ini antara Al dan Cindy tidak pernah berpisah lebih dari 1 minggu. Hal ini membuat kacau pikiran Al. 
 
Setelah membicarakannya dengan keluarga dan guru musiknya, semuanya setuju agar Al segera berangkat ke Amerika dan menggapai impiannya menjadi seorang musisi, bahkan guru musiknya sangat senang dan bangga atas prestasi Al yang cemerlang, karena tidak mudah untuk bisa masuk ke sekolah musik tersebut.
 
Akhirnya kemarin Al menghubungi Cindy untuk memberitahukan Cindy mengenai keberangkatan Al yang tinggal 4 hari lagi. Al memang sengaja tidak memberitahukan Cindy mengenai pendaftaran sekolah musiknya diluar negeri karena sebelumnya Al tidak begitu yakin akan diterima disana, bahkan setelah penerimaan e-mail kemarin Al masih belum memiliki cukup keberanian untuk memberitahukannya pada pujaan hatinya tersebut. Akhirnya Al memutuskan untuk memberitahukan tentang penerimaannya di sekolah musik itu pada Cindydisalah satu kafe yang biasa mereka kunjungi dengan harapan Cindy akan bisa menerima dan tetap mencintainya meski jarak yang begitu jauh.
 
Cindy begitu senang menerima pesan singkat dari Al yang mengajaknya untuk bertemu siang itu, memang sudah 2 hari mereka tidak bertemu. Cindy pun akhirnya bergegas bersiap untuk memilih pakaian yang akan ia kenakan malam nanti dan memutuskan mengenakan dres selutut berwarna putih gading dengan renda dibagian lengan dan memilih wedges bludru berwarna merah yang merupakan sepatu kesayangannya.
 
Sesampainya di kafe dimana Cindy dan Al sering menghabiskan waktu bersama. Cindy melihat Altelah duduk di kursi sebelah balkon yang merupakan tempat favorit mereka, karena dari tempat itu mereka dapat melihat lampu – lampu kota yang terlihat indah jika dilihat pada malam hari. Malam itu Al mengenakan setelah jeans dan kemeja polos dengan sepatu casual yang semakin menambah ketampanan Al dan kesan maskulin pada dirinya. Cindy segera menyusul Al dan duduk didepannya. 
 
Malam itu Al terlihat agak muram entah apa yang sedang ia pikirkan. Setelah bercanda dan berbicara agak panjang akhirnya Al berbicara agak serius dan mengatakan keberangkatannya keluar negeri untuk melanjutkan sekolah musik yang ia cita – citakan tinggal 4 hari lagi. Bagaikan tersambar petir Cindy hanya menangis dan menanyakan kenapa Al baru mengatakannya sekarang padahal ia telah menerima surat itu sebulan yang lalu dan Cindy sangat kecewa ketika tahu bahwa ia lah orang terakhir yang tahu bahwa Al akan pergi. Al sangat terpukul dan menangis sejadi – jadinya. Banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada Al namun mulutnya terasa terbungkam dan malah menimbulkan luapan kemarahan kepada Al. Cindy ingin Al tetap tinggal. Akhirnya dengan deraian air mata Cindy memilih meinggalkan Al di kafe tersebut dan tidak mau mendengarkan penjelasan apapun dari Al.
 
Melihat amarah yang begitu meluap dari Cindy, Al memutuskan untuk tenang dan mengerti keadaan Cindy. Ketika Cindy berlari meninggalkan Al, Al segera mengejar Cindy yang sudah agak jauh meninggalkannya. Saat Cindy menyeberang, mobil putih dari arah kanan melaju sangat kencang, mengetahui keadaan tersebut Al berlari sekencang mungkin untuk menyelamatkan pujaan hatinya namun karena Al tidak memperhatikan ada apa dibawahnya ia tersandung kerikil yang ada didepannya dan jatuh mendorong Cindy ke tepi jalan sedangkan tubuhnya sendiri tehempas ketengah jalan dan tertabrak oleh mobil putih tersebut.
 
Menemukan tubuh kekasihnya berlumuran darah Cindy menjerit dan menangis meminta tolong kepada orang – orang yang ada disekitar mereka. Cindy kemudian menggenggam erat tangan kekasihnya tersebut dan memintanya untuk bertahan hingga ambulan sampai, namun dengan kepala Al sudah banyak mengeluarkan  darah Al menguatkan tubuhnya untuk mengatakan. “Cindy hatiku, engkau adalah satu – satunya wanita yang aku cintai, dalam hidupku aku ingin selalu bersamamu, dan selama ini aku sudah sangat bahagia bisa selalu bersamamu, apabila nanti aku tidak mampu bertahan aku ingin engkau tetap bertahan hidup karena seperti yang engkau tahu cintaku akan tetap menjagamu dan apabila telah engkau temukan pria lain yang baik bagimu aku akan bahagia melihatmu bahagia dengan pria itu. Terima kasih sayangku atas cinta kasih yang kau berikan padaku”. Dengan tersedu Cindy menjawab “ Engkau adalah Al dalam cintaku, tidak akan ada pria lain yang dapat menggantikanmu cintaku padamu akan selamanya tersimpan rapi didalam hatiku”. Setelah mengatakannya akhirnya Al menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Cindy, kekasih hatinya.
 
Setelah acara pemakaman Al yang dilakukan langsung pada malam harinya. Cindy pun pulang kerumah dengan hati teriris sembilu tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa pria yang sangat ia cintai akan meninggalkannya untuk selama – lamanya.

G+

1 komentar:

  1. Situs Online Terlengkap Dan Terpercaya

    Satu User Id untuk Semua Permainan Online

    Bandar Online Terbaik Mbo128


    WhatsApp : 0852-2255-5128

    ReplyDelete