7 Kisah Terpidana Hukuman Mati Yang Menghebohkan

Tak ada yang lebih menakutkan lagi bagi para narapidana kecuali saat akan dijatuhi hukuman mati. Bagaimana tidak, hidupnya akan segera berakhir begitu saja dengan cara yang tidak mengenakkan. Beberapa diantara mereka menghadapinya ada yang dengan ketakutan, sedih bahkan melawan atau menantang. Seperti yang dilansir ada beberapa kisah narapidana sesaat sebelum dirinya akan dieksekusi mati. 
Seperti apa ya kisah harunya mereka? Langsung saja kita simak tulisan yang ada dibawah ini :


1. Narapidana Yang Sangat Siap Untuk Dihukum Mati




Pada tahun 1976, Gary yang merupakan seorang pembunuh dijatuhi hukuman mati. Penjahat ini diketahui telah membunuh dua orang dalam dua hari saat musim panas tersebut, yakni seorang petugas SPBU dan seorang manajer hotel. Ia diberikan dua pilihan cara eksekusi, di hukum gantung atau tembak mati.
Ia pun akhirnya memilih untuk ditembak dan sebelum ditembak ia sempat berucap “Ayo segera lakukan!”. Gary merupakan orang yang pertama di hukum mati setelah AS dipulihkan dari hukuman mati. Setelah kematiannya kornea mata Gary pun didonorkan, sesuai dengan keinginannya dan kata-kata terakhirnya di adopsi oleh Nike.

2. Disetrum Karena Takut Melakukan Bunuh Diri




James D. Perancis adalah seorang narapidana yang dieksekusi pada tanggal 10 Agustus 1966. Ia merupakan satu-satunya tahanan Amerika yang dihukum mati setelah sebelumnya sempat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup
Karena diduga takut bunuh diri, akhirnya Perancis pun dihukum mati. Eksekusi dilakukan menggunakan kursi listrik. Kata-kata terakhir yang ia ucapkan sebelum dirinya dieksekusi adalah “Bagaimana Untuk Judul Beritanya? Kentang Goreng”

3. Dihukum Pancung Dan Disaksikan Ribuan Orang




Marie Antoinette adalah seorang wanita yang dihukum mati dengan cara dipancung pada 16 Oktober 1793 silam. Setelah eksekusi selesai, sang algojo mengangkat kepala narapidana ini dengan sangat tinggi. Jadi seluruh orang yang menyaksikan dapat melihatnya
Seluruh rakyat ingin melihat bagaimana wanita berumur 38 tahun itu begitu ketakukan dan gemetar saat akan dieksekusi. Kata-kata terakhirnya yaitu ” maafkan saya pak, saya tidak melakukannya”. Kalimat itu diucapkannya kepada sang algojo, yang tidak sengaja kakinya ia langkahi.

4. Dieksekusi Oleh Pasukan Sendiri




Ney adalah seorang regu penembak yang dinyatakan bersalah karena telah melakukan sebuah pengkhianatan. Setelah diburu dan ditangkap, ia dijatuhi hukuman tembak di Luxemburg Garden pada tanggal 7 Desember 1815 silam. Sebelum dieksekusi ia mengajukan permintaan terakhir yang tidak biasa
Ia meminta agar regunya sendirilah yang mengeksekusi dirinya tersebut. Ney juga menolak untuk memakai penutup mata. Kata-kata terakhirnya sangat menggetarkan, “Pasukan, saat saya memberikan perintah untuk menembak, tembaklah tepat di jantung saya.”

5. Sempat Membuat Humor Sebelum Dieksekusi



George Apple, adalah seorang pembunuh yang akan dieksekusi mati di New York pada tahun 1928. Narapidana ini mungkin yang terunik diantara banyak narapidana lainnya di luar sana. Dirinya seperti mempunyai rasa humor yang sangat tinggi, bahkan sesaat sebelum ia akan dieksekusi
Apple dieksekusi dengan menggunakan kursi listrik. Sebelum kursi listrik itu dinyalakan ia sempat melontarkan kalimat kepada seluruh saksi yang ada disana, “Nah tuan-tuan, sesaat lagi Anda akan melihat apel panggang”. Entah bagaimana perasaannya melontarkan candaan beberapa saat sebelum ia menduduki kursi panas itu

6. Permintaan Narapidana Yang Tidak Tersampaikan



Tahanan di Amerika yang akan dihukum mati, diperbolehkan untuk meminta makanan apa saja sebagai permintaan terakhirnya. Thomas J. Grasso yang akan dieksekusi karena telah mencekik seorang wanita berumur 85 tahun dengan pohon natal ini pun, diberikan kesempatan akan haknya tersebut
Ia meminta begitu banyak menu makanan, sehingga membuat staff dapur kebingungan. Ada satu menu yang tidak disajikan, yakni SpaghettiOs. Sebelum eksekusi ia melontarkan kalimat “aku tidak mendapatkan SpaghettiOS, dan saya ingin pers mengetahui hal ini”.

7. Membentak Sang Algojo




Carl Panzram adalah seorang tahanan asal Amerika yang dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung pada 5 September 1930 silam. Ia dituduh telah melakukan pembunuhan sebanyak 22 kali dan sodomi kepada lebih dari 1000 pria
Saat akan dieksekusi, ia diduga telah meludahi sang algojo yang akan mengeksekusinya sambil berkata “Saya berharap seluruh umat manusia memiliki satu leher, dan aku punya tangan disekitarnya”. Ketika ditanya permintaan terakhirnya, ia menjawab dengan membentak “Ayo cepat, aku bisa menggantung selusin orang saat anda sedang mengeksekusi”.

Itulah tadi beberapa kisah para narapidana yang akan di ekseskusi hukuman mati. Hal itu didapatkannya karena kesalahannya sendiri. Sudah sepatutnya kita menjaga sikap sebaik mungkin, karena hukum akan terus berjalan sampai kapanpun dan kepada siapapun bukan.

G+

0 komentar:

Post a Comment